Kamis, 20 Agustus 2009

Ayah....


Dalam sunyi...
Kulangkahkan kaki, sambil mengusap peluh yang mengundang lelah...
Di tengah terik, di tanah yang masih terasa basah ini...
Kulihat Ibu tersenyum dihadapanmu Ayah...
Tangannya yang masih halus, membuka helai demi helai barisan doa yang trus dipanjatkannya untukmu...
Kusadari, betapa kehilangannya kami...
Betapa air mata yang terkadang tanpa kami sadari mengalir begitu saja ketika memory itu kembali menghangatkan jiwa kami...

Serasa menemukan setitik air ditengah gurun pasir yang terik...
Kulihat bayangmu, masih seperti Ayahku yang tegar, setegar musfir ditengah terik yang membakar...
Ku ikut tersenyum, dan kembali ku seka air mataku...
Aku bangga menjadi anakmu...