Senin, 03 Agustus 2009

Life...

Terkadang kita tidak hanya harus belajar dari pengalaman orang lain untuk bisa memahami bahwa hidup ini memang dinamis. kita bisa bercermin pada diri kita sendiri, dan merasakan dinamisnya hidup lewat peristiwa-peristiwa yang terjalin bak sebuah skenario yang tlah matang untuk di ramu menjadi sebuah cerita yang apik. tetapi karena hanya Dia lah yang menentukan jalannya skenario hidup ini, maka kita hanya mampu mmbuat scriptnya, selebihnya Dialah yang menjadi maha sutradara dan yang menentukan Ending dari cerita hidup ini. dan lewat goresan takdirnya Dia menentukan takdir sesorang perempuan yang harus menjalani dan terkadang terpaksa menikmati tiap detail-detail cerita yang terus bergulir, dengan segala keindahan dan kemisteriusan ceritanya.
dan inilah hidup, real, selalu membelokkan keinginan dan harapan lalu menghempaskannya di jurang kekecewaan. mengapa harus kecewa???
karena jika tidak ada kecewa, bukan hidup namanya.
karena kekecewaanlah yang memberikan semangat, semangat untuk mengais sedikit demi sedikit kebahagiaan. Kebahagiaan yang dipersembahkan untuk orang yang dicintai dengan segenap hati, meskipun telah pergi untuk selama-lamanya meniggalkan indah dan penatnya hidup. Ayah, satu nama yang hingga hari ini selalu kusebut, seseorang yang akan selalu menempati ruang spesial dihatiku, di sisi Ibuku.
Untuk merekalah kebahagiaan itu, meskipun dalam hidup yang pahit, dan miris ini,Q harus berjalan terseok-seok mencari celah pengharapan untuk bangkit, meskipun sulit...


terkadang kita tidak hanya harus belajar dari pengalaman orang lain untuk bisa memahami bahwa hidup ini memang dinamis. kita bisa bercermin dari diri kita sendiri, dan merasakan dinamisnya hidup lewat peristiwa-peristiwa yang terjalin bak sebuah skenario yang tlah matang untuk di ramu menjadi sebuah cerita yang apik. tetapi karena hanya Dia lah yang menentukan jalannya skenario hidup ini, maka kita hanya mampu mmbuat scriptnya, selebihnya Dialah yang menjadi maha sutradara dan yang menentukan Ending dari cerita hidup ini.

Sebuah gejolak rasa yang terpendam serta merta membuncah, mengepulkan asap dari lahar hati yang panas, yang dalam hitungan milenia telah memendam kerinduan yang teramat sangat...dan seketika semua lebur oleh pertemuan 2 hati yang dipenuhi gairah yang meletup2...
menunggu saat yang tepat untuk mengekspresikan dan menuangkan setetes demi setetes kerinduan hingga menjadi lautan gairah yang takkan pernah lekang oleh arus perputaran waktu
Salah kah jika hati dan logika tak lagi erat dalam sejatinya pertemuan itu???